MODEL PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI MELALUI PONDOK PESANTREN BERBASIS BUDAYA AGRIBISNIS TANAMAN PALAWIJA
Keywords:
kewirausahaan, pondok pesantren, agribisnisAbstract
Tanaman palawija adalah salah satu sumber utama komoditas pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.Pemanfaatan budaya agribisnis dalam membangun sikap kewirausahaan menjadi bagian yang penting dalam meningkatkan daya saing masyarakat secara umum.Santri menjadi salah satu agen pembaharu dalam mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat menghasilkan produk pertanian yang kompetitif di pasar. Hal ini diharapkan dapat menjadi daya dukung bagi perekonomian nasional di masa yang akan datang, terutama dalam menghadapi era pasar bebas. Keterlibatan santri tidak hanya dalam rangka menguatkan karakter kehidupan beragama masyarakat, namun juga menjadi bagian penting dalam mengembangkan kemampuan masyarakat dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.References
Abdulhak, I. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung:Andira.
Al-Ghifari, A. (2004). Percaya Diri Sepanjang Hari Panduan Sukses Generasi Qurani. Bandung: Mujahid
Al Ghazali, Abu Hamid, (1980). Ihya’ Ulumuddin, juz VII-IX.Beirut: Daarul Fikr.
Alma, B. (2003). Dasar-dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: Alfabeta
Alma, B. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfabeta.
Alma, B. (2004). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Alma, B. (2005). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Alma, B. (2005). Pemerintah Wirausaha Meningkatkan Layanan & KepuasanKonsumen. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. (1983).Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Bruinessen, M.V, (1995). Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.
Cuwantoro, A. (2007). Stigma Terorisme dan Masa Depan Pesantren.Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah.
Coombs, Philip H. (1985). The World Crisis In Education. New York: Oxford University Press
Daulay, H. P, (2004). Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana.
Dhofier, Z, (1982). Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES
Faturrahman, P. (2009). Pengembangan Pondok Pesantren: Analisis Terhadap Keunggulan Sistem Pendidikan Terpadu.Lektur Seri XVI/ 202, h. 322- 323. File Profil Daarut Tahiid
Fitriyatun, H. (3103120).Upaya Pesantren Berbasis Agrobisnis dalam Meningkatkan Life Skill Santri Pondok Pesantren. Semarang : IAIN Walisongo.
Hatimah, I. dkk. (2007). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Halim, A, dkk.(2005). Manajemen Pesantren.Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Halim A dan Nipan, M.(2000).Menghias Diri dengan Ahklak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Kamil, M. (2007). Kompetensi Tenaga Pendidik Pendidikan Nonformal dalam Membangun Kemandirian Warga Belajar, dalam Jurnal Ilmiah Visi Vol 2, No.2-2007.
Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial.Bandung: Mandar Maju
Kindervatter, S. (1979). Non Formal Education: As an Empowering Process, Amerika Serikat: Printes in The United States of Amerika.
Knowles, M. (1977).The Modern Practice of Adult Education: Andragogy versus Pedagogy, New York: Association Press.
Madjid, N. (1997).Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadiana.
Mastuhu, (1994).Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS.
Masyhud, M. dkk. (2003).Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka.
Moleong, L. J. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1991). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah :Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, serta Azas. Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (2000). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.
Suryadi, A. (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Bandung: Widya Aksara Pers.