http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/issue/feedDidaktik2016-05-26T07:15:25+00:00Heris Hendriana[email protected]Open Journal Systemshttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/111MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)2016-05-26T07:15:25+00:00Adi Nurjaman[email protected]<p>Untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, sikap dan tindakan serta cara mengajar yang dilakukan oleh guru tidak menjadi masalah. Tetapi, bagi siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, dan rendah pelajaran matematika akan menjemukan dan mengakibatkan tidak senang belajar matematika. komunikasi matematika sangatlah penting dan perlu mendapat perhatian. komunikasi matematik adalah kemampuan siswa dalam menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik, secara tulisan dengan gambar, membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan menyusun argument. Salah satu alternatif model pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran <em>Think-Pair- Share </em>(TPS). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen tes dan non tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat yang salah satu karakteristiknya memiliki nilai rerata Ujian Nasional matematika 7, pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak kelas. Hasil studi ini adalah Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TPS lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan cara biasa,.</p><p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: Komunikasi, disposisi, think pair share</em></p>2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIKhttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/112MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING2016-05-26T07:15:25+00:00Indah Puspita Sari[email protected]<p>Penelitian kuasi ekperimen ini dilakukan untuk menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan <em>problem posing</em> dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Sampel penelitian ini diambil secara <em>purposive sampling</em> sehingga didapat dua kelas VIII yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan <em>problem posing </em>dan siswa kelas kontrol mendapatkan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang terdiri dari 5 butir soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 1) Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan <em>problem posing</em> lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa; 2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan <em>problem posing</em> lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Pemecahan Masalah Matematis, Pendekatan <em>Problem Posing</em></p>2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIKhttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/113PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA MTs DI KOTA CIMAHI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING2016-05-26T07:15:25+00:00Ratni Purwasih[email protected]<p>Tujuan penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan <em>self confidence</em> siswa MTs di kota Cimahi melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing<em>. </em>Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kemampuan pemahaman matematis dan <em>self confidence</em> siswa MTs di kota Cimahi. Agar kemampuan pemahaman matematis dan <em>self confidenve</em> siswa dapat terealisasi dengan baik, diupayakan suatu pembelajaran matematika yang dapat memacu siswa untuk dapat memahami konsep <em>self confidence</em>  dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan inkuiri terbimbing. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes-postes melibatkatkan dua kelompok. Populasi dalam penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa MTs di kota Cimahi yang salah satu karakteristiknya memiliki nilai rerata Ujian Nasional matematika sekitar 8,00. Dari seluruh MTs di kota Cimahi, dipilih MTs Asih Putera yang memiliki karakteristik serupa yaitu memiliki rerata nilau Ujian Nasional matematika sekitar 7,80 untuk tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak kelas, dalam teknik random sampling, dimana setiap unit sampling sebagai unsur populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi. Melalui undian yang dilakukan terhadap 5 kelas dari kelas VIII MTs Asih Putera di peroleh kelas VIII-B (kelas eksperimen) yang diberikan perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas VIII-A (kelas kontrol) yang diberikan perlakuan pembelajaran konvensional.Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman, kemampuan komunikasi dan skala <em>self confidence</em>. Dari hasil perhitungan dan uji hipotesis disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis kelas eksperimen lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Selain itu, sebagian besar siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing mendapatkan <em>self confidence</em> yang lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.</p><strong>Kata kunci: </strong>Pembelajaran inkuiri terbimbing, kemampuan pemahaman, kemampuan komunikasi, <em>self confidence</em>2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIKhttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/114UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATIONS PADA SISWA SMP DI KOTA BANDUNG2016-05-26T07:15:25+00:00Siti Chotimah[email protected]<p>Permasalahan pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik siswa SMP di Kota Bandung yang masih rendah. Rendahnya komunikasi matematik siswa dikarenakan dalam proses pembelajaran guru belum terbiasa memberikan soal-soal kemampuan komunikasi matematik dalam pelajaran matematika ke siswa. Selain itu, aspek kemampuan dasar siswa juga ikut mempengaruhi kemampuan komunikasi matematiknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 07 Bandung pada bulan April-Mei 2014. Pada penelitian ini diambil sampel dari siswa SMP Negeri 07 Bandung kelas VIIC dan VIID. Instrumen penelitian berbentuk tes. Instrumen tes berupa empat soal tes uraian kemampuan komunikasi matematik. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya mengenai subpokok bahasan segitiga dan segiempat dengan pendekatan <em>RME</em> dan dengan menggunakan cara biasa. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah dari skor pretes dan postes. Kedua skor ini masing-masing dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol, kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan dilakukan dengan uji-t dan uji t’ dari kedua kelompok tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang pembelajarannya dengan pendekatan <em>RME</em> lebih baik daripada cara biasa.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> Kemampuan Komunikasi<em>, </em>Pendekatan<em> RME</em></p>2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIKhttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/115PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI2016-05-26T07:15:25+00:00Eka Senjayawati[email protected]<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa SMK di Kota Cimahi. Rendahnya kemampuan komunikasi dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional SMK dan Kriteria Ketuntasan Minimal matematika beberapa sekolah masih kategori rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan desain kelompok kontrol pretes postes. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran secara konvensional. Instrumen berupa tes kemampuan komunikasi matematik. Populasi penelitian ini adalah SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Cimahi yang memiliki karakteristik nilai Kriteria Ketuntasan Minimal 7,00 untuk mata pelajaran matematika. Sampel dipilih secara acak kelas terpilih kelas XI Ak 1 sebagai kelas eksperimen dan XI Ak 2 sebagai kelas kontrol. Analisis data dilakukan secara kuantitatif, untuk melihat perbedaan rata-rata kedua kelas dengan uji-t kemudian melihat besarnya peningkatan dengan nilai gain. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional</p>Kata Kunci : Komunikasi Matematik, Pendekatan Kontekstual2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIKhttp://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/didaktik/article/view/116MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH2016-05-26T07:15:25+00:00Ade Mulyana[email protected]Utari Sumarmo[email protected]<p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p>This study was intended to investigate the improvement  of students’ mathematical reasoning ability and self regulalated learning through problem based learning (PBL). This study was a part of a master thesis and a sub-study of a Postgraduate Research Grant from DGHE in 2015. This study was a pretest-postest quasi-experimental control group design involving 54 ninth-grade students of a yunior high school in Garut which were chosen puposively.The instruments of this study are an essay test on mathematical reasoning ability, a self regulated learning (SRL) scale, and a scale measuring students’ perception on PBL. The study revealed that students getting treatment on PBL attained better grades on mathematical reasoning ability than students taught by conventional teaching, though the grades were at medium level. Students realized difficulties in giving reason toward the truth of a statement, in examining sufficiency of ellements in solving problem, and executing computation based on relevant rules. However, there was no difference in grades of self regulalated learning between students in the two groups and the grades were fairly good. Also there was no association between mathematical reasoning ability and self regulalated learning.</p><p><strong>Keyword</strong>: mathematical reasoning, self regulalated learning, problem based learning (PBL), perception toward PBL</p><p><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Penelitian ini ditujukan untuk menemukan peningkatan kemampuan penalaran matematik dan kemandirian belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah (PBM). Penelitian ini adalah bagian dari tesis magister dan bagian dari Penelitian Hibah Pascasarjana DIKTI pada tahun 2015. Studi ini adalah suatu quasi eksperimen dengan disain pretest-postes kelompok kontrol yang melibatkan 54 siswa kelas 9 dari satu SMP di Garut yang ditetapkan secara purposif. Instrumen penelitian ini adalah tes uraian kemampuan penalaran matematik, skala kemandirian belajar, dan skala persepsi siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah (PBM). Penelitian menemukan bahwa kemampuan penalaran matematik siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional dan penalaran matematik siswa tergolong sedang. Siswa masih mengalami kesulitan memberikan alasan terhadap kebenaran suatu pernyataan, memeriksa kecukupan unsur suatu masalah, dan melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan. Namun, tidak terdapat perbedaan kemandirian belajar antara siswa dalam kedua pembelajaran dan keduanya tergolong cukup baik. Selain itu ditemukan pula tidak terdapat asosiasi antara kemampuan berpikir kreatif matematik dan kemandirian belajar.</p><strong>Kata kunci:</strong> berpikir kreatif matematik, kemandirian belajar, pembelajaran berbasis masalah, persepsi terhadap pembelajaran berbasis masalah.2015-11-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2015 DIDAKTIK