Main Article Content

Abstract

ABSTRAK Penguasaan materi geometri transformasi yang masih rendah, berdampak pada hasil belajar yang belum memuaskan. Beberapa hal juga disebabkan karena mahasiswa kurang memahami bagaimana cara menyelesaikan soal-soal pembuktian dalam geometri tranformasi, oleh sebab itu mahasiswa harus mengetahui cara belajar yang tepat, mulai dari merencanakan sampai dengan menyelesaikan soal pembuktian. Oleh sebab itu mahasiswa harus bisa berpikir bagaimana cara berpikir, sehingga kemampuan penalaran matematis yang baik sangatlah diperlukan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang menyadarkan cara berpikir mahasiswa adalah pendekatan metakognisi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat dua Unswagati, dengan teknik cluster sampling terpilih kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data diperoleh melalui tes penalaran matematis dan lembar pengamatan. Data diolah secara deskriptif, uji banding one sample t test dan analisis regresi. Hasil menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan metakognitif efektif terhadap penalaran matematis mahasiswa, beberapa indikator terpenuhi, yaitu (1) Penalaran matematis mahasiswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu 73.33 lebih besar dari KKM sebesar 65, (2) Keaktifan mahasiswa pada pembelajaran dengan pendekatan metakognisi berpengaruh positif terhadap penalaran matematis mahasiswa sebesar  39,60%, (3) Rata-rata penalaran matematis mahasiswa pada kelas eksperimen (rata-rata 73.33) lebih baik daripada kelas kontrol (rata-rata  40,38). Kata Kunci    :   Efektivitas, Metakognisi, Penalaran Matematis dan Geometri Transformasi  ABSTRACTMastery of geometry transformation is still low, have an impact on learning outcomes are not satisfactory. Some of it is also due to students not understand how to solve the problems of proof in geometry transformation, therefore, students should know the proper way of learning, ranging from planning to solve problems of proof. Therefore, students should be able to think how to think, so good mathematical reasoning ability is required. One approach to learning that students are aware of the way of thinking metacognitive approach. The population in this study was a sophomore Unswagati, selected by cluster sampling technique is one control and one experiment class. Data were obtained through tests of mathematical reasoning and observation sheet. Data processed by descriptive, comparative test sample t-test and regression analysis. The results showed that the effective learning of metacognitive approach to mathematical reasoning students, some indicators are met, namely (1) the mathematical reasoning students achieve classical completeness 73.33 are greater than KKM at 65, (2) the student's activeness on metacognitive approach to learning with a positive effect on mathematical reasoning students by 39.60%, (3) average of mathematical reasoning student in a class experiments (average 73.33) is better than the control class (average 40.38). Keywords:            Effectiveness, Metacognition, Mathematical Reasoning and Geometry Transformation

Article Details

References

  1. English, L. D. (2004). Mathematical and Analogical Reasoning of Young Learners. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
  2. Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
  3. Hvidsten, M. (2005). Geometry with Geometry Explorer TM. New York: McGraw-Hill Education (Asia).
  4. Kuntjojo (2009). “Metakognisi dan Keberhasian Belajar Peserta Didik” http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar-peserta-didik/. Diakses pada 14 Agustus 2009.
  5. Noto, M. S., Rosita, C. D., Laelasari (2014a). Pengaruh Motivasi dan Aktivitas dalam Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme terhadap Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis pada Mata Kuliah Aljabar Linear 1. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan 2014. Yogyakarta: UAD.
  6. Noto, M.S dkk. (2014b). Pendekatan Metakognisi Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Semester IV Mata Kuliah Statistika Matematika. Jurnal Delta Vol. 2 No. 1. Pekalongan: UNIKAL.
  7. Muisman (2002). “Metakognisi”, Bab II Kajian Pustaka, 24-26. http://www. demandiri.or.id/file/muisman. Diakses pada 10 Agustus 2009.
  8. Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
  9. Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
  10. Sugiono (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta
  11. Sukestiyarno (2010). Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
  12. Uno, H. B. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  13. Uno, H. B dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.