APLIKASI PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (CROSSCULTURAL UNDERSTANDING) DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING UNTUK MENGATASI KECEMASAN BERBICARA (SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA SEMESTER 2 PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI
DOI:
https://doi.org/10.22460/p2m.v4i2p32-39.639Keywords:
cross cultural understanding, speaking, anxietyAbstract
Pemahaman lintas budaya (Cross Cultural Understanding) adalah mata kuliah yang mempelajari tentang keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Siliwangi menjadikan CCU sebagai salah satu matakuliah wajib bagi mahasiwa.  Matakuliah ini bertujuan membekali mahasiswa STKIP pengetahuan cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan latar belakang budaya dimana bahasa inggris menjadi bahasa pengantar utamaanya. Namun kenyataannya banyak  mahasiswa  yang masih kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Hal ini dinamakan “speaking anxietyâ€. Para mahasiswa STKIP Siliwangi yang kini berada di semester 2 dapat dikategorikan sebagai generasi Z tidak terlepas dari  menyukai kebudayaan popular tersebut sehingga menjadi penggemar hingga menjadi identitas mereka. Selain kebudayaan western, muncul pula kebudayaan-kebuadayaan besar lainnya belakangan ini, misalnya kebudayaan Jepang, dan Korea.  Timbullah istilah-istilah seperti otaku (penggemar anime kebudayaan Jepang),  k-popper ( penggemar music kebudayaan Korea Selatan), penyuka drama Thailand dan lain sebagainya. Dengan cross cultural knowledge diharapkan mahasiswa akan lebih percaya diri dalam berbicara dan mereduksi kecemasan berbicara (speaking anxiety). Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil wawancara dan questionnaire yang diadaptasi dari “Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS)†karya Horwitz dan “Value Rubric Intercultural Knowledge†karya Oregon State University. Ditemukan bahwa penyebab speaking anxiety adalah 79% faktor internal, 85% kurang pengetahuan dan 30% faktor dosen dan teman. Hasil penelitian menemukan bahwa keterkaitan antara pemahaman kebudayaan erat kaitannya dengan menurunnya tingkat kecemasan mahasiswa dalam berbicara bahasa inggris dan perlunya strategi penerapan cross cultural  understanding  untuk  meningkatkan  pemahaman  kebudayaan  sehingga  bisa membantu mengurangi kecemasan berbicara.References
Amila,Putri.(2013).â€Pengaruh kecemasan berbahasa asing terhadap performa berbicara di depan umum menggunakan bahasa Inggris sebagai bahsa keduaâ€. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Edin,Ahmad Abel.(2014).â€Teaching culture in the classroom to Arabic language studentsâ€. International Education Studies Vol 8 No 2 2015. ISSN 1913-9020
Hansel,Bettina.(2008).â€Looking at intercultural sensitivity, anxiety and experience with other culturesâ€. AFS Impact Study.
Horwitz,Elain.(1986).â€Foreign language classroom anxietyâ€.The Modern Language Journal, Vol. 70, No. 2 (Summer, 1986), pp. 125-132
Mahmudah,Inayatul.(2015).â€Dampak budaya Korean Pop terhadap penggemar dalam perspektif keberfungsian sosialâ€. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Ochipinti,Alessia.(2009).â€Foreign language anxiety in class speaking activitiesâ€.The University of Oslo. Unpublished paper.
Oktaviani,Fatmala Sari.(2013).â€An analysis of students English language anxiety at SMAN 7Padangâ€. Journal of EnglishLanguage Teaching. Vol 1 no 3 Juni 2013 Universitas Negeri Padang.
Rahman,Lina.(2010). “A study on second language speaking anxiety among UTM studentsâ€. Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia.Unpublished paper
Shoelhi,Mohammad.(2015).â€Komunikasi lintas budaya dalam dinamika komunikasi internasionalâ€. Bandung:: PT Remaja Rosdakarya