FOLKLOR MEDIA BELAJAR BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA

Authors

  • Samson CMS Universitas Padjadjaran
  • Rully Khairul Anwar Universitas Padjadjaran
  • Yunus Winoto Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.22460/semantik.v7i1.p%25p

Keywords:

Folklor

Abstract

AbstrakMitos moderniasi mengalir deras ke dalam sendi-sendi kehidupan di Negara yang menjadi target sasaran, tidak terkecuali Indonesia, melewati berbagai bentuk hegemoni, persuasi, propokasi dan lain-lain yang intensitas komunikasinya sangat tinggi. Bagaimana kita melakukan upaya dehegemoni atas fenomena tersebut? Paling tidak mempertahankan keanekaragaman kita dari upaya homogenisasi bahasa, sastra, seni dan kebudayaan lainnya.  Karena semakin larut, bangsa kita akan kehilangan jatidiri, harga diri dan eksistensi diri, celakanya bangsa yang lemah hanya akan menjadi target pasarnya.  Tujuan penelitian untuk mengetahui fungsi folklore Pencak Silat sebagai media belajar bahasa, sastra dan budaya, sebagai upaya dalam pemenuhan koleksi faktual di perpustakaan desa Cileles Jatinangor. Metode penelitian menggunakan studi kualitatif analisis behavioristik melalui repertoar salah satu tradisi Cileles, teknik pengamatan berperan serta, wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian bahwa; 1) stimulus (masukan ilustrasi) struktur media belajar pencak silat mampu merubah sikap anak dalam belajar; 2) respon terhadap tradisi pencak silat dibuktikan anak-anak mampu mempraktekkan hasil belajar, dari mulai a) bahasa (istilah) jurus dan tingkat belajar pencak silat, b) sastra : makna dibalik bahasa (istilah) jurus dan c) budaya; mampu menampilkan gerak jurus harmoni dengan musik pengiring. Kesimpulan salah satu folklor khas Cileles yaitu pencak silat merupakan realita adanya pembinaan pengetahuan bahasa, sastra dan budaya lainnya melalui transfer of knowledge yang terstuktur dengan mempertimbangkan etika dan estetika lokal, yang sasarannya adalah merubah sikap dan perilaku.Kata Kunci : folklor, belajar bahasa, sastra, pencak silat

References

Bell, Margareth E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Davies, Ivon K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2002. Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya. Duta ILmu.

Gaffari, Mohammad Fakry. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Islam. Makalah disampaikan pada Workshop Pendidikan Karakter Berbasis Agama, 08-10 April 2010 di Yogyakarta(Tidak diterbitkan).

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kusanandar, Samson CMS. 2015. Pelatihan Dokumentasi dan Pembuatan “Pancur Rendang†dan “Batok Ngisang†sebagai upaya pelestarian Kaulinan Urang Lembur di Desa Kertasari dan Desa Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Laporan Akhir KKNM - PPMD Integratif Periode April 2015. Jatinangor. LPPM Unpad.

Piliang, Yasraf Amir. 2002. Identitas dan Budaya Massa: Aspek-aspek Seni Visual Indonesia. Yogyakata. Yayasan Seni Cemeti.

Samson CMS. 2015. Tradisi Rarangken Sawah di Tatar Karang. Makalah. Jatinangor. Fikom Unpad.

Samson CMS. 2017. Media Tradisional sebagai Medium Pembelajaran Anak di Masyarakat. studi Kualitatif Analisis Behavioristik tentang Tradisi Rarangken Sawah Masyarakat Tatar Karang Priangan. Prosiding. Seminar Nasional Profesionalisme Guru di era Digital. Jakarta. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sarif Hidayatullah Jakarta.

Sibarani, Robert. 2016. Kearifan Lokal: Hakikat, Peranan dan Metode Tadisi Lisan. Jakarata. Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Published

2018-03-07