APLIKASI PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA (CROSSCULTURAL UNDERSTANDING) DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING UNTUK MENGATASI KECEMASAN BERBICARA (SPEAKING ANXIETY) PADA MAHASISWA SEMESTER 2 PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI
Abstract
Pemahaman lintas budaya (Cross Cultural Understanding) adalah mata kuliah yang mempelajari tentang keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Siliwangi menjadikan CCU sebagai salah satu matakuliah wajib bagi mahasiwa. Matakuliah ini bertujuan membekali mahasiswa STKIP pengetahuan cara berkomunikasi dan berinteraksi dengan latar belakang budaya dimana bahasa inggris menjadi bahasa pengantar utamaanya. Namun kenyataannya banyak mahasiswa yang masih kesulitan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Hal ini dinamakan “speaking anxiety”. Para mahasiswa STKIP Siliwangi yang kini berada di semester 2 dapat dikategorikan sebagai generasi Z tidak terlepas dari menyukai kebudayaan popular tersebut sehingga menjadi penggemar hingga menjadi identitas mereka. Selain kebudayaan western, muncul pula kebudayaan-kebuadayaan besar lainnya belakangan ini, misalnya kebudayaan Jepang, dan Korea. Timbullah istilah-istilah seperti otaku (penggemar anime kebudayaan Jepang), k-popper ( penggemar music kebudayaan Korea Selatan), penyuka drama Thailand dan lain sebagainya. Dengan cross cultural knowledge diharapkan mahasiswa akan lebih percaya diri dalam berbicara dan mereduksi kecemasan berbicara (speaking anxiety). Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini didapat dari hasil wawancara dan questionnaire yang diadaptasi dari “Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS)” karya Horwitz dan “Value Rubric Intercultural Knowledge” karya Oregon State University. Ditemukan bahwa penyebab speaking anxiety adalah 79% faktor internal, 85% kurang pengetahuan dan 30% faktor dosen dan teman. Hasil penelitian menemukan bahwa keterkaitan antara pemahaman kebudayaan erat kaitannya dengan menurunnya tingkat kecemasan mahasiswa dalam berbicara bahasa inggris dan perlunya strategi penerapan cross cultural understanding untuk meningkatkan pemahaman kebudayaan sehingga bisa membantu mengurangi kecemasan berbicara.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Amila,Putri.(2013).”Pengaruh kecemasan berbahasa asing terhadap performa berbicara di depan umum menggunakan bahasa Inggris sebagai bahsa kedua”. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Edin,Ahmad Abel.(2014).”Teaching culture in the classroom to Arabic language students”. International Education Studies Vol 8 No 2 2015. ISSN 1913-9020
Hansel,Bettina.(2008).”Looking at intercultural sensitivity, anxiety and experience with other cultures”. AFS Impact Study.
Horwitz,Elain.(1986).”Foreign language classroom anxiety”.The Modern Language Journal, Vol. 70, No. 2 (Summer, 1986), pp. 125-132
Mahmudah,Inayatul.(2015).”Dampak budaya Korean Pop terhadap penggemar dalam perspektif keberfungsian sosial”. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Ochipinti,Alessia.(2009).”Foreign language anxiety in class speaking activities”.The University of Oslo. Unpublished paper.
Oktaviani,Fatmala Sari.(2013).”An analysis of students English language anxiety at SMAN 7Padang”. Journal of EnglishLanguage Teaching. Vol 1 no 3 Juni 2013 Universitas Negeri Padang.
Rahman,Lina.(2010). “A study on second language speaking anxiety among UTM students”. Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia.Unpublished paper
Shoelhi,Mohammad.(2015).”Komunikasi lintas budaya dalam dinamika komunikasi internasional”. Bandung:: PT Remaja Rosdakarya
DOI: https://doi.org/10.22460/p2m.v4i2p32-39.639
Article Metrics
Abstract view : 12890 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 2637 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.