HUBUNGAN KELEKATAN DENGAN TINGKAT KEDUKAAN PADA ORANG DEWASA

Authors

  • Muflihah Mustika Asih Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Cucu Arumsari UMTAS
  • Feida Noorlaila Isti'adah UMTAS

DOI:

https://doi.org/10.22460/q.v6i1p30-36.3063

Keywords:

Kata kunci, Kedukaan, Kelekatan, Orang Dewasa

Abstract

Kedukaan merupakan sebuah kondisi yang dialami ketika seseorang ditinggalkan oleh orang yang dicinta. Kelekatan yang tumbuh karena adanya cinta dan kasih sayang antara suami dan istri dapat menjadi penyebab orang mengalami kedukaan saat salah satu dari mereka meninggal dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kedukaan dan kelekatan pada orang dewasa yang ditinggal meninggal pasangan hidupnya di Desa Sukasukur, hubungan antara kedukaan dan kelekatan, serta implikasi terhadap bimbingan dan konseling. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional sebagai cara untuk mengungkap hubungan antara kedukaan dan kelekatan. Sampel penelitian merupakan orang dewasa sebanyak 93 dimana setiap anggota populasi dijadikan sampel berdasarkan pengambilan sampel menggunakan teknik sampel jenuh. Hasil dari penelitian ini yaitu gambaran umum kelekatan yang dipengaruhi oleh tingginya secure attachment serta rendaahnya ketiga aspek kelekatan lainnya, sedangkan pada kedukaan berada pada kategori sedang sebesar 53%. Terdapat pula korelasi antara kelekatan dan kedukaan sebesar 0,1738 > 0,1716 yang dapat diartikan bahwa keduanya memiliki hubungan yang sangat rendah.  

References

Adams, J. (2018). College Student Coping with Loss.

Ainsworth, M. D. Bell, S. M. (1970). Attachment, Exploration, And Separation: Illustrated by the Behavior of One Year Old in A Strange Situation. Child Development, 41(1), hlm:49-67.

A.S, LeRoy. T, Gabert. et al. (2019). Attachment Orientation and Loss Adjusment Among Bereaved Spouses. Psychoneuroendocrinology, hlm: 1-8.

Bartholomew. Kim. (1997). Adult Attachment Processes: Individual and Couple Perspective. British Journal of Medical Psychology, 70, hlm: 249-263.

Benoit, D. (2004). Infant-Parent Attachment: Definition, Types, Antecendents, Measurement and Outcome. Podiatry Child Health, hlm: 541-545.

Creswell, J. W. (2012). Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc.

Gervai, J. (2009). Environtmental And Genetic Influences on Early Attachment. Child and Adolescent Psyciathry and Mental Health, 25(3), hlm:1-12.

Gupta, A. Sidana, A. (2020). Clinical Hypnotherapy in Grief Resolution. Indian Psyciatric Society, 42(2), hlm: 193-197.

Jordan, J. R. Neimeyer, R. A. (2003). Does Grief Counseling Work?. Death Studies, 27, hlm:765-786.

Kosminsky, P. (2016). CBT For Grief: Clearing Cognitive Obstacles to Healing from Loss. New York: Springer.

Kubler-Ross, E. (2009). On Death and Dying. London: Taylor & Francis.

Neimeyer, R.A. Et al. (2009). Grief Therapy and Reconstruction of Meaning: From Principles to Practice. Journal of Contemporary Psychotherapy, 40(2), hlm:73-83.

Prigerson, H.G. et al. (2009). Prolonged Grief Disorder: Psychometric Validation of Criteria Proposed for DSM-V and ICD-11. 6(8), hlm:1-12.

Rinanda, N. (2018). Hubungan Adult Attachment Style Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Wanita Dewasa Awal Yang Bekerja. Skripsi. Univesitas Muhammadiyah Malang.

Shapiro, F. Et al. (2007). Handbook of EMDR and Family Therapy Processes. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Solomon, R.M. Rando, T.A. (2007). Utilization of EMDR in the Treatment of Grief and Mourning. Journal of EMDR Practice and Research, 1(2), hlm: 109-117.

World Health Organization. (2001).

Yulianingsih. (2019). Penggunaan Konseling Ego State Untuk Mereduksi Kedukaan Pada Remaja Panti Asuhan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

Yusuf, S. Nurihsan, J. (2016). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Downloads

Published

2022-01-31

How to Cite

Asih, M. M., Arumsari, C., & Isti’adah, F. N. (2022). HUBUNGAN KELEKATAN DENGAN TINGKAT KEDUKAAN PADA ORANG DEWASA. Quanta Journal, 6(1), 18–23. https://doi.org/10.22460/q.v6i1p30-36.3063