RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM PADA SISWA SMP KORBAN BULLYING
DOI:
https://doi.org/10.22460/q.v2i3p114-121.1627Keywords:
Kata Kunci, Rational Emotive Behaviour Therapy, Self esteem, BullyingAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam meningkatkan self esteem siswa yang menjadi korban bullying. Bullying akan mengakibatkan rendahnya self esteem yang tentunya dapat menghambat pengembangan potensi diri. Siswa korban bullying yang memiliki self esteem rendah akan kurang percaya diri, canggung, tidak berani mengemukakan ide-idenya, serta ragu-ragu dalam membuat keputusan sulit untuk menerima dirinya secara tulus dan menganggap dirinya selalu rendah dibandingkan dengan orang lain. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain yang digunakan dalam penelitian jenis quasi experimen design nonequivalent control group design. Pada dua kelompok eksperimen diberikan pretest dan posttest sedangkan pada kelompok control tidak diberikan perlakuan. Dalam penelitian ini berfokus pada peningkatan self esteem siswa korban bullying. Adapun hasil dapat diketahui bahwa z hitung experiment > z kontrol (3,413>3,408), hal ini menunjukan Ho ditolak Ha diterima. Selain itu didapat nilai rata-rata kelas pada kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol (87,20 > 69,10). Jika dilihat dari rata-rata maka peningkatan pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan Teknik Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) efektif untuk meningkatkan Self Esteem siswa korban Bullying di SMPN Warungkondang Tahun Ajaran 2018/2019.References
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bauman, S dan Del R.A. (2006). Preservice TeacHers’ Responses to Bullying Scenariors: Comparing Physical, Verbal, and Relational Bullying. Journal of Educational Psychology Vol. 98, No 1, 219-231
Clemes dan Bean. (2012). Membangkitkan harga diri anak. Jakarta: Mitra Utama.
Coloroso, B. (2006) . Penindas, Tertindas, dan Penonton ; Resep Memutus
Djuwita, R. (2006). “Kekerasan Tersembunyi di Sekolah†: Aspek –aspek psikososial dari bullying. Tersedia [online] www.didplb.or.id. Diakses 9 April 2019
Eliot, M. (2002). Bullying: A Practical Guide to Coping for School. 3rd edition. Londong: Pearson Education Ltd.
Ellis, A. (2009). Rational emotive behavior therapy and the maindfullness bases stress reduction training of jon kabat-zin. Journal Rational Emotive and Cognitive Behaviour Therapy, 24, 63-78
Gini, G. (2004). Bullying in Italian School An Overview of Intervention Programmes. School Psychology International Vol. 25(1).
Hadi, S. (2001). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Ilmu Pustaka
Hasan, M.I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi
Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghia Indonesia. Hasibuan. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT, Bumi Aksara
Krista. (2008). Bentuk-bentuk Perilaku Bullying. Tersedia [online] www.google.com. Diakses 28 Oktober 2018.
Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Mardalis. (2004). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Margono. (1997). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marsudi, S. dkk. (2003). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Martono, N. (2011). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
Mujiyati, M. (2015). "Peningkatan Self Esteem Siswa Korban Bullying Melalui Teknik Assertive Training." Jurnal Fokus Konseling 1.1
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Novalia, M.S. (2014). Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung : Anugrah Utama Raharja. Nurjannah &
Ikbal, M. (2016). Jurnal Bimbingan dan Konseling: Meningkatkan Self Esteem dengan Menggunakan Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy pada Siswa Kelas VIII di SMP Muhammadiyah Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Vol 03, No 1, Hal 33-46. (online). https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli. Diakses pada 7 Mei 2019.
Nursalim, M. dan Suradi. (2002). Layanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta : Serambi
Riauskina, I.I., Djuwita, R., dan Soesetio, S.R. (2005). “Gencet-gencetan†dimata siswa/siswi kelas 1 SMA: Naskah kognitif tentang arti, scenario, dan dampak “gencet-gencetanâ€. Jurnal Psikologi Sosial, 12(01), 1-13.
Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescent self image. Princeton, NJ: Princeton University Press.
Rosenberg, M. (1979). Conceiving the self. New York: Basic Books. Santrok, J.W. (2003). Adolescence (perkembangan remaja), edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2007). Adolescence (perkembangan remaja), edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Sejiwa. (2008). Bullying, Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo.
Seniati, L., Yulianto, A., dan Setiadi, B. N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks Singgih Santoso, Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik (jakarta : PT Elek Media Komputindo).
Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Unesa University Press Negeri Padang.
Veenstra, R., Lindenberg, S., De Winter, A.F., Oldehinkel, A.J., Verhulst, F.C., dan Ormel, J. (2005). Bullying and Victimization in Elementary School: A Comparison of Bullies, Victims, Bully/Victims, and Uninvolved Preadolescents. Developmental Psychology Vol. 41, No. 3, 672-682
Widoyok, E.P.(2014). Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Willis, S. S. (2009). Konseling Keluarga Family Counseling. Bandung : Alfabeta.
Wulandari, dkk. (2015). “Aplikasi Informasi Lokasi Jalan Rusak Berbasis Web dan Androidâ€, Vol.1, No.1 April 2015.